Tour de Indonesia antara Prestise, Prestasi dan Promosi

Tour de Indonesia antara Prestise, Prestasi dan Promosi

Bank BRI Tour de Indonesia, Gambar ini diambil dari salah satu media asing yang memuat berita Bank BRI Tour de Indonesia 2019 dengan gambar latar belakang panggung kehormatan logo sponsor dikaburkan

Dengan berakhirnya  dan suksesnya perlombaan balap sepeda Bank BRI (Bank Rakyat Indonesia) dapat berpengaruh terhadap prestise Bangsa dan Negara Indonesia, berpengaruh baik terhadap prestasi olahraga sepeda Indonesia dan berpengaruh terhadap peningkatan promosi secara langsung dan tidak langsung potensi, objek-objek wisata. Kegiatan lomba balap sepeda dapat juga mencerminkan keramah tamahan dan peran aktif  masyarakat Indonesia,  serta memberikan hiburan kepada pencinta olahraga sepeda dan masyarakat luas.

Prestise

Untuk menjaga kehormatan, wibawa dan martabat bangsa dan negara Indonesia sudah dipastikan panitia perlombaan balap sepeda mempersiapkan dengan matang agar kegiatan tour dapat berjalan dengan baik. Saat perlombaan berlangsung peranan pihak Kepolisian Republik Indonesia dipastikan mengerahkan ribuan personilnya , media masa, partisipasi masyarakat  untuk memberi dukungan. Yang harus diberikan apresiasi adalah   peran masyarakat luas  memberikan kesempatan rombongan lomba untuk di  diutamakan melintas  di jalan umum pada saat lomba berlangsung. Keberhasilan  lomba balap sepeda dapat mencintrakan Bangsa Indonesia dimata bangsa lain, yang dapat disaksikan pada saat siaran langsung, pemberitaan di media, dan kesan kesan disampaikan para peserta perlombaan. Peranan masyarakat, kesiapan panitia perlombaan, kesiapan pihak keamanan, imigrasi, bea cukai dan instansi terkait lainnya berkontribusi terhadap prestise negara. Keberhasilan perlombaan akan berpengaruh terhadap level UCI ( Union Cycling Internasional) lomba balap sepeda.  Bank BRI Tour de Indonesia 2019 yang berjarak 825,2 km terdiri dari lima etape. Jumlah ini lebih banyak satu etape dibanding Tour de Indonesia 2018, dan rencana akan ditambah  1 etape lagi di tahun 2020.

Dikutip dari antara.com “Tour de Indonesia ini menjadi barometer prestasi balap sepeda kita. Oleh karena itu dari tahun ke tahun harus ditingkatkan,” kata Okto yang terpilih kembali menjadi ketua federasi balap sepeda Indonesia periode 2019-2023 pada Munas di Bandung 26 Juli lalu tersebut. Bahkan, kata Okto, sangat mungkin Tour de Indonesia ini dinaikkan levelnya sehingga setara dengan kejuaraan balap sepeda lain seperti Le Tour de Langkawi di Malaysia. “TdI tahun ini masih level 2.1 UCI. Target kami bisa setara dengan Tour de Langkawi yaitu 2. HC atau Hors Class. Memang tak mudah dan harus kerja keras,” katanya. Untuk naik ke level itu, banyak yang harus ditingkatkan. Dari sisi peserta misalnya, tidak hanya diikuti level continental, tapi juga harus melibatkan tim pro-continental dan world tour. Begitu juga dengan perangkat pendukung, seperti fasilitas juga harus disesuaikan dengan level kejuaraan.

Prestasi

Hasil akhir  Bank BRI  Tour de Indonesia sebagai juara umum  atau jersey hijau diraih oleh  Thomas Lebas dari Kinan Cycling Team.  Juara poin atau Jersey merah di raih oleh Mario Vogt dari Team Sapura Cycling, Juara King Of Mountain atau jersey biru diraih oleh Thomas Lebas  dari Kinan Cycling Team.  Pebalap Asia terbaik  atau Jersey kuning diraih oleh Choon Huat Goh dariTerengganu Cycling Team. Pebalap Indonesia terbaik adalah Aiman Cahyadi  dari PGN Road Cycling dan dengan peringkat 9 di klasemen umum. Sedangkan untuk Tim terbaik  diraih oleh Team Sapura Cycling, sedangkan Tim terbaik Indonesia: PGN Road Cycling. Lomba balap sepeda ini menyisakan 75 dari 90 pembalap yang ikut start di etape pertama. Untuk pembalap Indonesia  menyisakan 17 dari 20 pembalap, sedangkan untuk tim menyisakan 7 dari 18 tim.

Berdasarkan hasil akhir tersebut akan mempengaruhi peta kekuatan atau prestasi balap sepeda di Indonesia di kemudian hari. Terutama tingkat kualitas atlit yang mengikuti  perlombaan berikutnya. Lebih dari 60%  tim perserta  tour tidak utuh sampai akhir perlombaan. Itu menandakan bahwa kekuatan tim peserta tidak merata, dan tingkat kebugaran dan kesiapan para atlit tidak merata pula. Tingkat  kemampuan atlit juga dapat dilihat dari ranking UCI yang dimilikinya.

Mengamati  pembalap yang menjuari salah satu etape ke 3 Marcus Culey tinggi Badan 182 senti meter dengan berat badan 69 kilogram dan pemenang etape 5  Dyball Benyamin dan Thomas Lebas sebagai Juara umum memiliki  berat badan tidak beda jauh. Dengan perbandingan berat badan dan tinggi badan  dapat digunakan sebagai indikator tingkat kebugaran seorang atlit.

Aiman Cahyadi adalah altit Indonesia peringkat  9 dari individual General Classifikations by time (green jersey)  hasil akhir perlombaan, dia adalah mantan pembalap Sapura Team. Even Bank BRI Tour de Indonesia  Level UCI  2.1 menjadikan persaingan pembalap untuk meraih juara sangat ketat. Kemampuan pembalap Indonesia belum merata dapat dilihat pada hasil ranking akhir tersebut.  Perlu digaris bawahi  hasil tim nasional Indonesia masih di bawah  tim sepeda Indonesia lainnya. Untuk ke depannya pembentukan dan agar mendapatkan tim nasional yang bagus tentunya harus berdasarkan Standard Operasional Prosedur yang telah ditetapkan Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia.

Promosi

Beberapa media local, nasional dana asing  yang menjadi referensi artikel ini tidak memuat  brand tour sepeda  tidak lengkap, hanya muat Tour de Indonesia tanpa kata Bank BRI. Bahkan media asing ada yang mengaburkan gambar  latar belakang panggung penghormatan pemenang dari logo  sponsor  pendukung event yang berskala internasional. Padahal tanpa dukungan sponsor  tour sepeda dipastikan tidak terlaksana. Apakah penulisan beritanya tersebut berlaku hukum dagang atau aturan media itu sendiri? Hal itu tidak dibahas disini. Bank BRI telah menjadi sponsor utama kegiatan lomba paling bergengsi di Indonesia.  Para sponsor tentunya ingin mendapatkan timbal balik terhadap perusahaannya. Dapat dipastikan jika timbal balik itu didapatkan akan berpengaruh terhadap kelangsungan perlombaan akan berkelanjutan.

Begitu pula dengan terlaksananya  perlombaan  sepeda ini  dapat mempromosikan objek wisata yang dilewati atau disinggahi. Bahkan Ketua Ikatan Sport Sepeda Indonesia  Banyuwangi mengatakan  “Tidak salah jika kami juga menyebut Banyuwangi sebagai Kota Balap sepeda karena rutin menggelar kompetisi internasional, dan hampir semua disiplin balap sepeda seperti road dan BMX ada disini”. Sedangkan  Daerah Madiun mempromosikan  nasi pecelnya.